Kamis, 17 Oktober 2013

Rumah itu Rumah Dunia


(Gol A Gong -empat dari kanan- bersama angota Kelas Menulis angkatan 22)
Atmosfer keilmuan, kerja keras, perjuangan, jurnalistik, sastra, idealisme, peradaban dan sedikit “kegilaan”. Begitu kira-kira yang bisa aku lukiskan tentang Rumah Dunia. Sekian lama tenggelam dalam romantisme sejarah tentang kejayaan  Kesultanan Banten dimasa lalu. Masyarakat Provinsi paling barat di Pulau jawa ini kemudiaan seakan lupa untuk membangun kejayaannya kembali. Sudah kadung tergambarkan dan lekat dalam ingatan tentang ketertinggalan manusianya. Tidak adil memang kalau kata-kata itu dilekatkan pada semua penduduknya. Karena masih ada sebagian dari putra Banten yang tergerak dan bergerak untuk memajukan setidaknya asal daerahnya ini.
Rumah dunia, ya Rumah Dunia. Tempat ini kemudian menjadi penggambaran bahwa para pejuang itu masih ada. Bahwa Agent of Change itu masih dilahirkan dan putra-putri terbaik bangsa ini belum punah ditelan zaman. Disinilah harapan untuk membuat Banten lebih baik bermuara. Bahkan tidak hanya Banten, ada arah yang terlihat oleh saya bahwa cahaya perubahan (kearah lebih baik) ini akan terpencar serta menjadi mercusuar peradaban keseluruh pelosok Indonesia, bahkan dunia.
Bukan, ini bukan khayalan. Apa yang kita bicarakan ini bukan mimpi seorang pemalas.  Karena mimpi para pejuang tidak dilakukan pada saat mata mereka tertutup. Mimpi Rumah Dunia dilakukan pada saat mata ini terbuka. Sehingga terlihat jelas bagaimana perjuangan dalam menggapai mimpi-mimpi itu dilakukan.

Rabu, 09 Oktober 2013

DAKWAH: Diantara Jeritan Hati atau Lillah Fillah



Perlu saya jelaskan sebelumnya bahwa artikel ini dibuat bukan karena sentimen pada satu pihak atau memposisikan sesuatu dengan konotasi hitam dan putih. Artikel ini dibuat lebih kepada menjembatani wilayah abu-abu yang ada diantara keaneka ragaman jalan dakwah setiap individu yang dipilih seseorang atau kelompok. dengan kata lain penulis tidak mengarahkan untuk menggeneralisasi pembenaran disatu pihak dan kesalahan dipihak yang lain.
Secara pribadi berdasarkan pengalaman dan pemahaman dari orang-orang yang saya jadikan  objek penelitian. Ternyata ada Sebagian ikhwan dan akhwat lajang, sering kali menuliskan artikel atau status yang berkaitan dengan jodoh. entah itu tentang bagaimana memilih jodoh yang baik, bagaimana akhwat itu mencintai dalam diam, bagaimana ikhwan itu memendam "hayya"
sampai waktu yang dia tetapkan nanti dan segala macam landasan filosofis, yuridis, moralis dan agamais. Sebagai pemerhati sosial saya merasa tertarik dengan fenomena ini.
rumusan masalahnya adalah apakah hal ini akan berlaku juga manakala akhwat atau ikhwan ini menikah kelak? atau hanya ditulis ketika mereka masih lajang saja? sehingga kemudian tulisan-tulisan ini ibarat poster yang memuat tulisan yang sebenarnya yaitu:
Hei..i'm single...call me..Quickly before I got married....!!!!  
atau dalam bahasa lain apakah tulisan-tulisan ini lebih cenderung ke arah DAKWAH atau
JERITAN HATI???
tulisan ini mungkin masih mentah dan landasan ilmiah nya masih sangat minim. maka bagi para santri mahasiswa mungkin ini bisa dijadikan skripsi dengan judul:
"KORELASI GALAU DAN STATUS DALAM PERJALANAN SEORANG AKTIVIS DAKWAH"
wallohualam