Kamis, 28 Mei 2020

Tak Sekedarnya



Lihatlah, lihatlah, bukankah perkara cinta adalah tentang dia yg mau membuka tuk tak sekedar mata,

Selayaknya angkasa yang terbuka diantara gulita,
Ia merelakan dirinya dinikmati,
Tapi tak mengijinkan untuk dimiliki,

Tak ada dari cinta yang pantas kau untuk mengemisinya,
Jikapun harus mengemis, dan itu memang seharusnya,
Maka sang Maha Cintalah pangkal muaranya,

rosyad_elbantani

Jawaban

Jawaban

Sesubuh di puncak gunung bisalah berbeda,
Meratapi awan yang berarak pun mungkin tak berguna,
Semua bisa kembali pada makna, 
Yang terlipat pada simpul keabadian,

Lalu, seumpama raja yang bertahta,
Ia pun kadang bertanya, atau mungkin seringkali,

Dan Saatnya kali ini pertanyaan itu diungkapkan, walau kadang itu tak memerlukan jawaban

Rosyad_elbantani

Penipuan

Hilman meraba-raba kehidupannya. Dulu tak pernah ia berfikir akan  seperti ini. Jalan kerja Tuhan memang berbeda dengan makhluk. Ia Yang Maha Kuasa akan dengan sangat mudah menetapkan garis pada jalan kehidupan seseorang.

Semua berawal pada sepucuk surat berwarna merah jambu dengan gambar hati dikiri-kanannya.

"Aku fikir surat ini salah alamat"
"Fikiranmu seringkali salah, aku tak percaya analisismu", sengit Hilman menanggapi.
Trisno yang sedari awal meragukan originitas surat itu tak rela dikatakan demikian.
" Kau dengar ya Man, surat tanpa alamat pengirim itu surat kaleng!!!", Trisno merangsek, suaranya menggelagar. "Menikah? Jelas ini penipuan!!!.