Rabu, 04 September 2013

Pahlawan Kesiangan

10 November, hari yang umum diperingati sebagai
hari pahlawan. Hari yang dikhususkan pemerintah
untuk memberikan a
presiasi lebih kepada mereka yang memang layak
disebut pahlawan. Tapi untuk tulisan ini saya tidak
punya keinginan untuk menuliskan sesuatu yang
bersangkut paut dengan kepahlawanan yang
“sebenarnya”. Saya ingin membahas sebuah tema
yang ringan dan sedikit keluar dari keumuman tapi
masih bersinggungan dengan pahlawan, walau
tidak terlalu dalam.
Tentu yang harus kita sepakati bahwa istilah
“pahlawan” yang disinggung dalam tulisan ini tidak
melulu tentang pejuang kemerdekaan atau mereka
yang berjasa kepada Negara. Ruang lingkup
pahlawan disini adalah tentang mereka yang mau
berjuang sesuai dengan kadar dan posisinya
masing-masing.
Inspirasi itu ternyata muncul dari pengasuh
Pondok Pesantren Daar el Qolam (DARQO) KH.
Syahiduddin. Beberapa waktu yang lalu, dalam
sebuah pertemuan beliau mengucapkan kata-kata
seperti ini: Lebih baik tidak terkenal tapi seorang
pahlawan daripada menjadi terkenal tapi bukan
seorang pahlawan.
“Binggo…….!!!” Ucap saya dalam hati. Akan
kutuliskan sebuah tema tentang seseorang yang
memilih populer dan terkenal saja, yang
mencitrakan dirinya hebat walau sebenarnya tidak
dan yang mengklaim prestasi seseorang sebagai
prestasinya. Tidak lain dan tidak bukan orang
seperti itu adalah Pahlawan Kesiangan.
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KKBI)
Pahlawan Kesiangandiartikan sebagai berikut:
[1]Orang yang baru mau bekerja (berjuang) setelah
masa sulit berakhir, [2] orang yang ketika masa
perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi
setelah masa peperangan selesai menyatakan diri
pejuang.
Dalam konteks kesantrian perilaku “pahlawan
kesiangan” ini tentu bagian dari akhlaq yang
tercela dan tidak pantas untuk dipelihara. Kita
menjauhkan diri dari menjadi pribadi yang
menonjolkan diri dengan motif pencitraan. Karena
citra baik itu bukan lahir dari kepalsuan tapi dari
sikap dan niat yang benar serta murni.
Sebagai seorang Santri yang notabene agent of
change kita diajar dan dididik untuk menjadi
pribadi yang mau berjuang dan berusaha, yang
mau berlelah-lelah disaat yang lain bersantai, yang
mau merencanakan masa depan bukan
direncanakan masa depan.
Jadi apakah kita akan menjadi pahlawan
kesiangan? atau pahlawan yang sebenarnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar