kulitnya pucat, meranggas menahan rindu pada sosok di seberang
sungai.
entah siapa dia memancarkan pesona disana,
jilbabnya tergurai,
gamisnya melambai,
membuat mata yang memandang tertunduk kagum dan malu pada yang menciptanya,
kini gadis itu hanyut bersama deras sungai dimusim hujan,
meninggalkan kelu dan harapan bagi pujangga yang mendamba..
entah, entah bagaimana lagi pujngga itu bersyair,
jika tinta kerinduannya melepuh bersama hati yang terbakar,
entah, entah bagaimana lagi pujangga itu besenandung,
jika melodi kehidupannya terkubur kerak ketidak pastian,
entah, entah bagaimana lagi.....
entah siapa dia memancarkan pesona disana,
jilbabnya tergurai,
gamisnya melambai,
membuat mata yang memandang tertunduk kagum dan malu pada yang menciptanya,
kini gadis itu hanyut bersama deras sungai dimusim hujan,
meninggalkan kelu dan harapan bagi pujangga yang mendamba..
entah, entah bagaimana lagi pujngga itu bersyair,
jika tinta kerinduannya melepuh bersama hati yang terbakar,
entah, entah bagaimana lagi pujangga itu besenandung,
jika melodi kehidupannya terkubur kerak ketidak pastian,
entah, entah bagaimana lagi.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar